Pentingnya Penerapan Opanmnes dalam Tradisi Adat Kematian di Desa Maubesi
DOI:
https://doi.org/10.61717/p.v10i1.99Abstrak
Tradisi adat opanmnes adalah sebuah ritual adat masa lalu yang dimiliki oleh masyarakat Maubesi, dan dimengerti atau dimakani sebagai perjamuan. Opanmnes secara harafiah berarti ritus menumpahkan atau membuang beras sebagai bentuk perjamuan adat. Tradisi ini hendak menjelaskan, jiwa orang yang telah meninggal dunia tidak akan mengganggu orang-orang yang masih hidup, jika orang yang telah meninggal itu diritualkan secara adat. Jika ritual ini tidak dijalankan, keluarga yang masih hidup akan mendapatkan teguran berupa bahaya penyakit yang akan mengancam keberlangsungan hidup mereka melalui melalui kematian. Bila orang yang mati itu sudah diritualkan dengan baik, dia juga akan mengalami ketenangan di alam baka. Tradisi Opanmnes merupakan salah satu ritual adat yang sudah diterapkan oleh mayarakat adat Maubesi dari turunan ke turunan untuk menghormati para leluhur yang telah meninggal dunia hingga hari ini.
Unduhan
Referensi
Kamus dan Dokumen
Eko Hadi Wiyono. 2007. Kamus Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Palanta.
KWR Nusa Tenggara. 2007. Katekismus Gereja Katolik. Ende: Nusa Indah.
Buku
Aritonang S. Jan (Penerj)., Guthrie Donald. 2008. Teologi Perjanjian Baru 2. Jakarta: Gunung Mulia.
Budiman Lily, (Penerj). 2003. Heroic Faith, Membangkitkan Kesetiaan Seperti Iman Pahlawan. Surabaya: Kasih Dalam Perbuatan.
Galih Valentinus. 2018. Alkitab Dalam Paradigma Fisikawan. Yogyakarta: CV. Mulia Jaya Publiser.
Harahap Hakim Muda. 2019. Lentera Kematian. Surabaya: Uwais Inspirasi Indonesia.
Kalembang Elpius. 2022. Sengketa Tanah Adat Ulayat Di Perbatasan Indonesia (RI) dan Republik Demokratik Timor Leste(RDTL) Akibat Budaya Kebijakan Pengabaian Regulasi dan Hukum Adat. Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi.
Mustofa Agus. 2017. Melawan Kematian. Surabaya: PADMA Press.
MPS Pudentia. 2015. Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: Obor.
Neonbasu Gregor. 2021. Etnologi Gerbang Memahami Kosmos. Jakarta: Obor.
Ope Nope Pina. 2021. Usi Raja Don Luis Nope II Pejuang Timor yang Tak Terkalahkan, Sejarah Perlawanan Amanuban Menentang Kolonialisme Belanda, Inggris dan Portugis. Yogyakarta: Citra Airiz.
Phan C. Peter 2005. 101 Tanya-jawab Tentang Kematian dan Kehidupan Kekal. Yogyakarta: Kanisius.
Rasyid Arbanur. 2021. Tradisi Masyarakat Angkola Dalam Menyembelih Kerbau di Upacara Kematian. Jawa Barat: Penerbit Adab.
Selan Yunus. 2023. Nekaf Mese Ansaof Mese Membangun Kehidupan Kristen Yang Inklusif Bagi Atoen Pah Meto. NTB: Sefal Literindo Kreasi.
Siarat R. Rudi. 2015. Outline Khotbah Ekspositori. Yogyakarta: Andi.
Sutardi Tedi. 2007. Antropologi Mengungkap Keberagaman Budaya. Bandung: Setia Purna Inves.
Tulasi Eman dan Leu Agustinus. 2016. Kematian Manusia Pengaruhnya Bagi Suku Dawan di Timor Tengah Utara. Malang: Dioma.
Jurnal
Magalhaes De Jesus Agusta. 2021. Nilai Tais Dalam Tradisi Kematian Masyarakat Suku Kemak di Kabupaten Belu. Intelektiva: Jurnal Ekonomi, Sosial Dan Humaniora, VOL. 2. NO. 8: 50.
Internet
https://www.katolikku.com, kata mereka tentang wafat Yesus St Agustinus melalui kita dia mati melalui dia kita akan hidup. Diakses pada tanggal, 20 juni 2023, pukul 09:54 Wita.
Wawancara
Pius Fanu, tokoh adat.
Marselinus Kau, anggota suku Naisaban.
Finsentius Fomeni, kepala desa Maubesi.
Primus Naisaban, anggota suku Naisaban.
Paulus Babu, tokoh masyarakat.
Yuventus Naisaban, tokoh pemuda.
Maria Saunoah, tokoh pemuda.
Marselinus Eli, anggota suku Naisaban.
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Hak Cipta (c) 2024 JURNAL PROPHETA
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.